Minggu, 28 Oktober 2012

Asal Usul Desa Gawanan

Asal Usul Desa Gawanan: Antara Sejarah dan Fiksi

Masa Keemasan dan Kemunduran Mataram

Riset dan Penulis: Wahyu Liz "Kuprit" adaideaja

Pada masa pemerintahan Sultan Agung, Kerajaan Mataram mencapai masa kejayannya. Sayangnya, masa keemasan ini tidak berlangsung lama. Setelah beliau mangkat, pamor kerajaan berangsur surut.



mas Kuprit story teller trainer Narasi UMKM cerita asal usul desa Gawanan

 

Pemerintahan Amangkurat I dan Pemberontakan Trunojoyo

Susuhunan Amangkurat I, putra Sultan Agung, dikenal pro terhadap VOC. Kebijakan ini menimbulkan konflik internal keraton dan pemberontakan di berbagai daerah. Puncaknya terjadi tahun 1677, saat Trunojoyo, bangsawan Madura, menyerang Keraton Mataram di Plered.

Trunojoyo dibantu oleh Karaeng Galesong dari Gowa. Serangan ini membuat Amangkurat I menyingkir ke Banyumas bersama putranya, Raden Mas Rahmat (kelak bergelar Amangkurat II).

Pangeran Puger dan Keraton Purwakanda

Pangeran Puger, putra Amangkurat I lainnya, menolak ikut ayahnya menyingkir. Ia bertahan di Plered, namun akhirnya mundur ke Desa Kajenar (Purwodadi) dan mendirikan Keraton Purwakanda, bergelar Sunan Ngaloga.

Trunojoyo yang berhasil menaklukkan Plered tidak menetap di sana, melainkan menjarah dan kembali ke Kediri.

Dualisme Kepemimpinan Mataram

Setelah Trunojoyo meninggalkan Plered, Pangeran Puger kembali dan mengangkat diri menjadi Raja Mataram. Sementara itu, Amangkurat II juga mengklaim sebagai raja. Ketika Plered sudah dikuasai Puger, Amangkurat II mendirikan keraton baru di Wanakerta, yang kemudian dikenal sebagai Keraton Kartasura (1680).

Pada 1681, Pangeran Puger dikalahkan dan mengakui kekuasaan Amangkurat II.

 

makam susuhunan amngkurat bagian dari sejarah Gawanan Colomadu
Makam Susuhunan Amangkurat I di Tegal

Dampak Peperangan terhadap Rakyat

Peperangan menyebabkan penderitaan luar biasa bagi rakyat, terutama di wilayah Gunung Kidul. Kekeringan melanda, tanaman dan ternak mati, sementara pemuda ditarik untuk berperang.

Pemberontakan Wanakusuma

Pada 1683, terjadi pemberontakan Ki Ageng Wanakusuma di Gunung Kidul. Meskipun gagal, rakyat semakin menderita akibat konflik berkepanjangan.


situs peninggalan Keraton Purwakanda di Purwodadi


Kisah Parto Glompong: Pemuda Pelopor Migrasi

Parto Glompong, pemuda dari Nglipar, Gunung Kidul, prihatin melihat penderitaan rakyat. Ia memutuskan mencari sumber air bersih. Bersama dua temannya, ia mengangkut gentong menuju Klaten.

Usaha Mencari Air dan Pertemuan di Jatinom

Di Klaten, mereka ditolak VOC. Mereka melanjutkan ke Jatinom, bertemu dengan cucu Ki Ageng Gribig, dan mendapat 1 gentong air serta saran untuk mencari ke Pajang Utara.

Penemuan Kali Pepe dan Rencana Pemukiman Baru

Di Pajang Utara, Parto menemukan Kali Pepe, anak sungai Bengawan Solo. Ia menginap beberapa hari dan merencanakan pemukiman baru di tepian Kali tersebut.

Parto mengumpulkan warga Gunung Kidul untuk melakukan migrasi bertahap. Untuk menyamarkan tujuan, mereka membawa "gawan biasa" (barang biasa). Dari sinilah muncul istilah Gawanan.

kali pepe masa kini

 

Awal Mula Desa Gawanan

Migrasi ini sukses. Warga membuka lahan, berdagang, dan hidup damai. Kali Pepe menjadi jalur logistik penting.

Pada masa Pakubuwono II, wilayah ini berkembang dan ditempatkan Tumenggung Malangjiwo sebagai pemimpin. Kelak, daerah ini menjadi Desa Gawanan, bagian dari Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar.

Catatan Penutup

Kisah ini ditulis dengan pendekatan fiksi sejarah. Tokoh seperti Parto Glompong adalah fiktif, namun peristiwa dan latar sejarah diambil dari Babad Mataram dan sumber sejarah lainnya.

 

sumber: 

sejarah gawanan